Tafsir alquran, metode dan perbedaan ta’wil serta terjemah – Pada artikel kali ini di jelaskan tentang pengertian tafsir alquran, metode dalam menafsirkan alquran, persamaan dan perbedaan nya dengan ta’wil dan terjemah.
Tapi sebelum membahas tentang tafsir alquran, metode tafsir dan perbedaan nya dengan ta’wil dan terjemah mungkin diantara kita ada yang bertanya Mengapa harus ada tafsir alquran ? bukanya alquran sudah jelas dalam memberikan petunjuk serta pedoman hidup bagi manusia ?
Sahabat belajaralquran.id, di masa Nabi Muhamad SAW dan di masa Kehidupan para sahabat, belumlah ada ilmu tafsir alquran ini. Karena pada saat itu rasul dan sahabat masih hidup bersama umat islam lain nya.
Permasalahan dan pertanyaan tentang makna, tujuan dan lain-lain dalam alquran dapat secara langsung dijelaskan oleh rasul dan sahabatnya.
Dan dalam perkembangan nya, setelah Rasul wafat, kemudian zaman sahabat berlalu maka umat islam merasa kesulitan mendapatkan referensi valid dalam memahami makna dan kandungan alquran. Terutama ayat ayat yang pengertian nya tidak begitu jelas. Selanjutnya dalam memberikan pemahaman yang benar kepada umat, maka di jaman tabi’in muncul lah kajian kajian alquran yang memberikan penjelasan makna-makna alquran.
Daftar Isi
Arti dan Pengertian tafsir alquran
Apa itu tafsir ? mungkin kita sudah sering mendengarnya walau kadang ragu atau bingung apa arti tafsir itu sendiri.
Dari beberapa referensi yang di dapat pengertian tafsir adalah sebagai berikut :
Kata Tafsir dari segi bahasa diambil dari kata fassara , yupassiru, tafsiran yang artinya keterangan, penjelasan atau uraian.
Sedangkan tafsir Menurut istilah di jelaskan oleh para ulama adalah sebagai berikut :
- Tafsir alquran Menurut al-Jurjani, tafsir ialah menjelaskan makna ayat keadaannya, kisahnya, dan sebab yang karenanya ayat diturunkan, dengan lafadz yang menunjukkan kepadanya dengan jelas sekali.
- Tafsir Alquran Menurut az-Zarkazyi, ialah suatu pengetahuan yang dengan pengetahuan itu dapat di jelaskan kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW menjelaskan maksud-maksudnya mengeluarkan hukum-hukumnya dan hikmahnya.
- Menurut al-Kilbyi ialah mensyarahkan al-qur’an, menerangkan maknanya dan menjelaskan apa yang dikehendakinya dengan nashnya atau dengan isyaratnya ataupun dengan najwahnya.
- Menurut Syeikh Thorir, ialah mensyarahkan kata-kata yang sulit dipaham kan oleh pendengarann dengan uraian yang menjelaskan maksud dengan menyebut muradhifnya atau yang mendekatinya atau ia mempunyai petunjuk kepadanya melalui suatu jalan (petunjuk).
Apa perbedaan antara tafsir, taw’il dan terjemah ?
Untuk memahaminya secera istilah kita perlu mengetahui terlebih dahulu
Apa iti ta’wil, dan apa itu terjemah
Pengertian Ta’wil
Kata ta’wīl berasal dari kata al-awl, yang artinya adalah kembali (ar-rujǔ’) atau dari kata yang lain yaitu al-ma’ǎl dimana artinya adalah tempat kembali (al-mashīr) dan al-aqībah yang berarti kesudahan.
Ada juga yang berpendapat bahwa kata ini berasal dari kata al-iyǎlah yang berarti mengatur (al-siyasah).
Sedangkan ta’wil menurut istilah adalah, seperti yang di ungkapkan oleh
Al-Jurjani:
Yaitu memalingkan lafad dari makna yang dhahir kepada makna yang muhtamil, apabila makna yang mu’yamil tidak berlawanan dengan al-quran dan as-sunnah.
Contoh Surat al Fajr : 89
Bahwasanya rabb mu sungguh memperhatikan kamu”
Tafsirnya: Bahwasanya allah senantiasa dalam memantau/memperhatikan keadaan hambanya
Ta’wil: Memperingatkan kepada manusia dari sikap lalai-lalai, dari sikap lengah serta memperinagtkan manuasia untuk meelakukan persiapan yang diperlukan.
Pengertian Terjemah
Kata terjemah ini berasal dari bahasa arab yaitu, “tarjama” yang mana artinya adalah menerangkan dengan bahasa yang lain (fassara wa syaraha bi lisanin akhar),
Dan kemudian kemasukan “ta’ marbutah” menjadi al-tarjamatun dengan demikian artinya pemindahan atau penyalinan dari suatu bahasa ke bahasa lain (naql min lighatin ila ukhra).
Sedangkan menurut istilah:
Terjamah Harfiyah : Memindahkan kata-kata dari suatu bahasa yang sinonim dengan bahasa yang lain yang susunan kata yang diterjemahkan sesuai dengan kata-kata yang menerjemahkan, dengan syarat tertib bahasanya.
Persamaan dan perbedaan antara Tafsir, Ta’wil dan Terjemah
Persamaan :
1. Ketiganya menerangkan makna ayat-ayat alquran
2. Ketiganya sebagai sarana untuk memahami alquran
Perbedaan :
Tafsir: menjelaskan makna ayat yang kadang-kadang dengan panjang lebar, lengkap dengan penjelasan hukum-hukum dan hikmah yang dapat diambil dari ayat itu dan seringkali disertai dengan kesimpulan kandungan ayat-ayat tersebut.
Ta’wil: mengalihkan lafadz-lafadz ayat alQuran dari arti yang lahir dan rajih kepada arti lain yang samar dan marjuh.
Terjemah: hanya mengubah kata-kata dari bahasa arab kedalam bahasa lain tanpa memberikan penjelasan arti kandungan secara panjang lebar dan tidak menyimpulkan dari isi kandungannya.
Macam-Macam Metode Tafsir Alquran
Metode Tafsir #1 Tafsir Bil Ma’tsur
Metode Tafsir alquran ini merujuk kepada penafsiran al-qur’an dengan al-qur’an atau penafsiran al qur’an dengan al-hadis melalui penuturan para sahabat.
inilah metode tafsir merupakan tafsir yang tertinggi yang tidak dapat dibanding kan dengan sumber lain.
Contoh tafsir bil ma’tsur
1. Menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-Qur’an:
Misalnya dalam surat Al-Hajj: 30
Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya…”.
Kalimat ‘diterangkan kepadamu’ (illa ma yutla ‘alaikum)
Ayat ini ditafsirkan dengan surat al-Maidah:3
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah..
Menafsirkan Al-Qur’an dengan As-Sunnah/Hadis
Contoh Surat Al-An’am ayat 82:
الذين آمنوا ولم يلبسوا إيمانهم بظلم أولئك لهم الأمن وهم مهتدون
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan dan mereka orang-orang yang mendapat petunjuk”
Kata “al-zulm” dalam ayat tersebut, dijelaskan oleh Rasul Allah saw dengan pengertian “al-syirk” (kemusyrikan).
2. Menafsirkan Al-Qur’an dengan pendapat para sahabat
Contoh surat an-Nisa’ ayat 2
Tentang penafsiran sahabat terhadap Alquran ialah seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Halim dengan Sanad yang saheh dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang menerangkan ayat ini:
وآتوا اليتامى أموالهم ولا تتبدلوا الخبيث بالطيب ولا تأكلوا أموالهم إلى أموالكم إنه كان حوبا كبيرا
Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah baligh) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar.
Kata ”hubb” ditafsirkan oleh Ibnu Abbas dengan dosa besar
3. Menafsirkan Al-Qur’an dengan pendapat para Tabi’in:
Contoh Surat Al-Fatihah:
Penafsiran Mujahid bin Jabbar tentang ayat: Shiraat al-Mustaqim yaitu kebenaran.
Metode Tafsir Alquran #2 Tafsir Bil Ra’i
Yaitu penafsiran Al-Qur’an berdasarkan rasionalitas pikiran (ar-ra’yu), dan pengetahuan empiris (ad-dirayah).
Disamping aspek itu mufassir dituntuk untuk memiliki kemampuan tata bahasa, retorika, etimologi, konsep yurisprudensi, dan pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan wahyu dan aspek-aspek lainnya menjadi pertimbangan para mufassir.
Contoh surat al-Alaq: 2
“Khalaqal insaana min ‘alaq”
Kata alaq disini diberi makna dengan bentuk jamak dari lafaz alaqah yang berarti segumpal DARAH yang kental
Contoh bukunya:
1) Mafatih al-Ghayb, Karya Muhammad bin Umar bin al-Husain al Razy, wafat tahun 606, terkenal dengan tafsir al Razy.
2) Anwar al-Tanzil wa asrar al-Ta’wil, Karya ‘Abd Allah bin Umar al-Baydhawi, wafat pada tahun 685, terkenal dengan tafsir al-Baydhawi.
3) Aal-Siraj al-Munir, Karya Muhammad al-Sharbini al Khatib, wafat tahun 977, terkenal dengan tafsir al Khatib.
Metode Tafsir Alquran#3 Tafsir Bil Isyari
Suatu penafsiran diamana menta`wilkan ayat tidak menurut zahirnya namun disertai usaha menggabungkan antara yang zahir dan yang tersembunyi.”
Contoh Surat Al-Baqoroh: 67
“…Innallaha ya`murukum an tadzbahuu baqarah…”
Yang mempunyai makna ZHAHIR adalah
“……Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina…”
Tetapi dalam tafsir Isyari diberi makna dengan
“….Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih nafsu hewaniah…”
Contoh lain yaitu dalam kisah Nabi Khidir dan Musa:
Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.
Penjelasan:
Allah telah menganugerahkan ilmu-Nya kepada Khidhir tanpa melalui proses belajar sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang biasa.
Ia memperoleh ilmu karena ketaatan dan kesalihan nya. Ia jauh dari maksiat dan dosa.
Ia senantiasa mendekatkan diri kepada Allah. Dalam kesuciannya, Khidhir diberikan ilmu dari sisi-Nya yang dinamakan ilmu ladunni menggunakan pendekatan qalbi (hati) atau rasa.
Referensi :
1) Tafsir alQur’an al Karim, Karya Sahl bin ‘Abd. Allah al-Tastari, terkenal dengn tafsir al-Tastari.
2) Haqa’iq al-Tafsir, Karya Abu Abd. Al-Rahman al- Salmi, terkenal dengan Tafsir al-Salmi.
3) Tafsir Ibn ‘Arabi, Karya Muhyi al-Din bin ‘Arabi, terkenal dengan nama tafsir alquran Ibn ‘Arabi.
Demikianlah tulisan tentang tafsir alquran, metode tafsir alquran serta persamaan dan perbedaanya dengan ta’wil dan terjemah. Semoga artikel ini menambah wawasan kita tentang alquran.
Jangan lupa baca juga artikel lainya yaitu :
Comments are closed.