Tata Cara Doa Qunut, Bacaan, Arti Dan Dalil

Tata Cara Doa Qunut, Bacaan, Arti Dan Dalil

Posted on

Doa qunut biasanya dilakukan pada saat salat subuh, yaitu setelah dilakukan iktidal pada rakaat kedua sebelum sujud. Ada juga masyarakat muslim yang melaksanakan qunut nazilah, serta qunut di rakaat terakhir sholat witir

Lalu bagaimanakah tata cara doa qunut, bacaan, arti serta dalil-dalil yang menjelaskan doa ini ?

Tetapi sebelum membahas tentang tatacara doa kunit ini dijelaskan terlebih dahulu penertian atau definisi dari qunut tertesebut.

tata cara doa qunut, arti dan dalil nya

Daftar Isi

Pengertian Doa Qunut

Secara etimologi kata qunut (bahasa Arab: الْقُنُوْتُ‎, qunut) berasal dari bahasa Arab yang meimiliki beberapa makna, di antaranya berdiri lama, diam, selalu taat, tunduk, doa dan khusyuk.

Sedangkan secara istilah qunut adalah doa yang dibaca seorang muslim dalam salat.

Hukum Membaca Doa qunut

Dalam membaca doa qunut  ini terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama, dan paling tidak ada 3 pendapat ulama yang berbeda-beda, yaitu

Pendapat pertama:

Qunut subuh disunnahkan dibaca secara terus-menerus Ulama yang berpendapat demikian adalah Malik, Ibnu Abi Laila, Al-Hasan bin Sholih dan Imam Syafi’iy.

^ مَا زَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ يَقْنُتُ فِيْ صَلاَةِ الْغَدَاةِ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا

“Terus-menerus Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam qunut pada sholat Shubuh sampai beliau meninggalkan dunia”.

Dikeluarkan oleh :

Abdurrozzaq dalam Al Mushonnaf 3/110 no.4964, Ahmad 3/162, Ath-Thohawy dalam Syarah Ma’ani Al Atsar 1/244, Ibnu Syahin dalam Nasikhul Hadits Wamansukhih no.220, Al-Hakim dalam kitab Al-Arba’in sebagaimana dalam Nashbur Royah 2/132, Al-Baihaqy 2/201 dan dalam Ash-Shugro 1/273, Al-Baghawy dalam Syarhus Sunnah 3/123-124 no.639, Ad-Daruquthny dalam Sunannya 2/39, Al-Maqdasy dalam Al-Mukhtaroh 6/129-130 no.2127, Ibnul Jauzy dalam At-Tahqiq no.689-690 dan dalam Al-‘Ilal Al-Mutanahiyah no.753 dan Al-Khatib Al-Baghdady dalam Mudhih Auwan Al Jama’ wat Tafriq 2/255 dan dalam kitab Al-Qunut sebagaimana dalam At-Tahqiq 1/463.

Pendapat kedua:

Qunut subuh tidak disyariatkan karena sudah mansukh atau terhapus hukumnya. Ulama yang berpendapat demikian adalah Abu Hanifah, Sufyan Ats-Tsaury dan lain-lainnya dari ulama Kufah

Mereka berdalilkan dengan hadits Abu Hurairah riwayat Bukhary-Muslim:

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ حِيْنَ يَفْرَغُ مِنْ صَلاَةِ الفَجْرِ مِنَ الْقِرَاءَةِ وَيُكَبِّرُ وَيَرْفَعُ رَأْسَهُ سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ ثُمَّ يَقُوْلُ وَهُوَ قَائِمٌ اَللَّهُمَّ أَنْجِ اَلْوَلِيْدَ بْنَ الْوَلِيْدِ وَسَلَمَةَ بْنَ هِشَامٍ وَعَيَّاشَ بْنَ أَبِيْ رَبِيْعَةَ وَالْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنَ الْمُُؤْمِنِيْنَ اَللَّهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى مُضَرَ وَاجْعَلْهَا عَلَيْهِمْ كَسِنِيْ يُوْسُفَ اَللَّهُمَّ الْعَنْ لِحْيَانَ وَرِعْلاً وَذَكْوَانَ وَعُصَيَّةَ عَصَتِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ ثُمَّ بَلَغَنَا أَنَهُ تَرَكَ ذَلِكَ لَمَّا أَنْزَلَ: (( لَيْسَ لَكَ مِنَ الأَمْرِ شَيْءٌ أَوْ يَتُوْبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُوْنَ ))

Adalah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam ketika selesai membaca (surat dari rakaat kedua) di shalat Fajr dan kemudian bertakbir dan mengangkat kepalanya (I’tidal) berkata: “Sami’allahu liman hamidah rabbana walakal hamdu

Lalu beliau berdoa dalaam keadaan berdiri.

Ya Allah selamatkanlah Al-Walid bin Al-Walid, Salamah bin Hisyam, ‘Ayyasy bin Abi Rabi’ah dan orang-orang yang lemah dari kaum mu`minin.

Ya Allah keraskanlah pijakan-Mu (adzab-Mu) atas kabilah Mudhar dan jadianlah atas mereka tahun-tahun (kelaparan) seperti tahun-tahun (kelaparan yang pernah terjadi pada masa) Nabi Yusuf.

Wahai Allah, laknatlah kabilah Lihyan, Ri’lu, Dzakwan dan ‘Ashiyah yang bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Kemudian sampai kepada kami bahwa beliau meningalkannya tatkala telah turun ayat:

Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim

(HSR.Bukhary-Muslim)

Pendapat ketiga:

Membaca qunut pada salat subuh tidaklah disyariatkan kecuali membaca qunut nazilah maka boleh membaca kunut nazilah dalam salat subuh dan salat lainnya

Ulama yang berpendapat demikian adalah Imam Ahmad, Al-Laits bin Sa’d, Yahya bin Yahya Al-Laitsy.

Hadits Sa’ad bin Thoriq bin Asyam Al-Asyja’i

قُلْتُ لأَبِيْ: “يَا أَبَتِ إِنَّكَ صَلَّيْتَ خَلْفَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وآله وسلم وَأَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيَ رَضِيَ الله عَنْهُمْ هَهُنَا وَبِالْكُوْفَةِ خَمْسَ سِنِيْنَ فَكَانُوْا بَقْنُتُوْنَ فيِ الفَجْرِ” فَقَالَ: “أَيْ بَنِيْ مُحْدَثٌ”.

Saya bertanya kepada ayahku:

Wahai ayahku, engkau sholat di belakang Rasulullah shallallahu `alaihi wa alihi wa sallam dan di belakang Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman dan ‘Ali radhiyallahu ‘anhum di sini dan di Kufah selama 5 tahun, apakah mereka melakukan qunut pada sholat subuh ?

Maka dia menjawab:

Wahai anakku hal tersebut (qunut subuh) adalah perkara baru (bid’ah)

Dikeluarkan oleh

  • Tirmidzy no. 402, An-Nasa`i no.1080 dan dalam Al-Kubro no.667,
  • Ibnu Majah no.1242,
  • Ahmad 3/472 dan 6/394,
  • Ath-Thoyalisy no.1328,
  • Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushonnaf 2/101 no.6961,
  • Ath-Thohawy 1/249,
  • Ath-Thobarany 8/no.8177-8179,
  • Ibnu Hibban sebagaimana dalam Al-Ihsan no.1989,
  • Baihaqy 2/213, Al-Maqdasy dalam Al-Mukhtarah 8/97-98

Macam-macam Doa qunut

Terdapat 2 macam kunut ditinjau dari bacaannya yaitu:

  1. Kunut Subuh yaitu Kunut yang dibaca dalam salat subuh pada i’tidal rakaat akhir.
  2. Kunut Nazilah yaitu Kunut yang dibaca selain pada salat subuh namun bisa juga dibaca pada salat subuh, makna dari doa kunut nazilah lebih kepada memohon keselamatan dan perlindungan dari mara bahaya.

Bacaan Lafaz Doa Qunut

Tata Cara Doa Qunut, Bacaan, Arti Dan Dalil

1. Bacaan doa qunut Subuh

اَللّٰهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِي فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قََضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَإِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيَْتَ تَبَارَكْت رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم

“Allaahumahdinii fiiman hadait, Wa aafinii fiiman aafait, Watawallani fiimantawallait, Wabaariklii fiimaaa toit, Waqini birahmatika syaramaa qadhait, Fainnakataqdhi walayuqdha alaik, Wainnahu layadzillu mawwalait, Walaya idzuman aadait, Tabarak tarabannaa wata aalait, Falakal hamdu alamaa qadhait, Astagfiruka wa atuubu ilaik, Washallalloohu ala sayyidinaa muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ala aalihi washahbihi wabaarik wasallam”

Artinya:

Ya Allah semoga Engkau memberikan petunjuk kepadaku dengan orang yang telah Engkau berikan petunjuk, Dan semoga Engkau memberikan keselamatan kepadaku dengan orang yang telah Engkau berikan keselamatan, Dan semoga Engkau memberikan pertolongan kepadaku dengan orang yang telah Engkau berikan pertolongan, Dan semoga Engkau memberikan berkah kepadaku dari hal yang telah Engkau tetapkan, Dan semoga Engkau memeriksa kami dari rahmat-Mu dari keburukan yang telah Engkau tetapkan,

Dan sesungguhnya Engkaulah yang Maha Menghukumi dan tidak ada yang bisa menghukummu, Dan sesungguhnya Engkau tidak bisa hina, orang yang Engkau sayang, Dengan tidak memuliakan orang yang di musuhi oleh-Mu, Dan Mahatinggi Allah maka tetap segala puji bagi-Mu, Oleh hal yang sudah Engkau hukum, aku memohon pengampunan dan taubat kepada-Mu,

Dan semoga Engkau menambahkan rahmatnya kepada gusti kita nabi muhammad yang menjadi nabi, dan semua umat Nabi Muhammad dan para sahabatnya, Semoga Allah menambahkan keberkahan dan keselamatan.

2. Bacaan Doa qunut Nazilah

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,

فَيُشْرَعُ أَنْ يَقْنُتَ عِنْدَ النَّوَازِلِ يَدْعُو لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَيَدْعُو عَلَى الْكُفَّارِ فِي الْفَجْرِ وَغَيْرِهَا مِنَ الصَّلَوَاتِ، وَهَكَذَا كَانَ عُمَرُ يَقْنُتُ لّمَّا حَارَبَ النَّصَارَى بِدُعَائِهِ الَّذِي فِيْهِ (اَللَّهُمَّ الْعَنْ كَفَرَةَ أَهْلِ الْكِتَابِ)

Doa kunut nazilah disyariatkan ketika terjadi musibah atau bencana.

Mendoakan keselamatan orang-orang beriman dan memohon kehancuran atas orang-orang kafir ketika shalat Subuh atau shalat fardhu lainnya.

Seperti ini pula Umar ibnul Khattab melakukan doa qunut nazilah ketika memerangi orang-orang Nasrani yang dalam doanya itu ada kalimat, “Ya Allah, laknatlah keingkaran Ahlul Kitab!” (Majmu’ al-Fatawa, 22/270)

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ,اَللَّهُمَّ الْعَنْ كَفَرَةَ أَهْلَ الْكِتَابِ الَّذِيْنَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَكَ وَيُقَاتِلُونَ أَوْلِيَائَكَ, اَللَّهُمَّ خَالِفْ بَيْنَ كَلِمِهِمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَنْزِلْ بِهِمْ بَأْسَكَ الَّذِيْ لاَ تَرُدُّهُ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ

Allahummaghfir lanaa walilmu’miniina walmu’minaati walmuslimiina walmuslimaati walif baina quluubihim wa aslih dzata bainihim wanashurhum ‘alaa adzuwwika wa’adzuwihim

Allahummal’an kafarata ahlal kitaabi alladzina yashudduna ‘an sabiilika wayukadzibuuna rusulaka wayuqootiluuna auliyaaika

Allahumma kholiif baina kalimihim wazalzil iqdaamahum wainzil bihim ba sakallladzii latarudduhuu ‘anilqaumil mujrimiin

“Ya Allah!

Ampunilah kami, kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat.

Persatukanlah hati mereka. Perbaikilah hubungan di antara mereka dan menangkanlah mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka.

Ya Allah! Laknatlah orang-orang kafir ahli kitab yang senantiasa menghalangi jalan-Mu, mendustakan rasul-rasul-Mu, dan memerangi wali-wali-Mu.

Ya Allah! Cerai-beraikanlah persatuan dan kesatuan mereka.

Goyahkanlah langkah-langkah mereka, dan turunkanlah atas mereka siksa-Mu yang tidak akan Engkau jauhkan dari kaum yang berbuat jahat”

Kesimpulan

Demikianlah artikel tentang tata cara membaca doá qunut, arti serta dalil-dalil yang menjadi landasan melaksanakan atau tidak melaksanakan doa ini.

Kepada para pembaca belajaralquran.id saya berharaf untuk senantiasa mengkaji landasan hukum tatacara doa ini. Dan tentunya kita berharaf agar doa-doa kita dapat di kabulkan oleh Alllah SWT.

Baca Juga Artikel Menarik Lainya Tentang :

Akhirnya semoga Allah, memudahkan kita semua dalam memperdalam ilmu Agama, aamiin. Mohon bantuan nya untuk sharing artikel ini.

Gravatar Image
Assalamualaikum, Berusaha untuk istiqomah Belajar Alquran dan Mengajarkan Alquran, Penulis, Berusaha melakukan terbaik. Distributor Metode Rubaiyat Bandung