Ghorib Dan Musykilat Dalam Tajwid Alquran

Ghorib Dan Musykilat Dalam Tajwid Alquran

Posted on

Ghorib dan Musykilat dalam membaca Alquran – Sebagai bagian dari pemahaman akan tajwid alquran, tentunya kita perlu juga memahami bacaan gharib dan bacaan Muskilat.

Oleh karena itu pada artikel kali ini, dibahas secara lengkap tentang bacaan gharib dan muskilat dalam konteks pelajaran tajwid Alquran termasuk didalamnya adalah pengertian gharib dan muskilat dan macam-macam nya.

Seperti hal-hla gharib dalam tajwid yaitu saktah, ayat-ayat sadjah, imalah, isyimam, naql dan lainya, begitupula dengan musykilat sebab terjadi musykilat serta jenis jenis musykilat.

Dalam kaidah membaca al-Qur’an, ada perubahan cara membaca dengan pola tertentu, ada juga yang tidak menggunakan pola tertentu, sebagaimana dalam grammer bahas Inggris ada yang disebut regular verb dan irregular verb. Perubahan cara baca yang tidak beraturan ini juga dikenal dalam metode qira’ah Imam Ashim yang banyak dipakai kaum Muslim di Indonesia, kaidah ini dinamakan Gharib.

ghorib dan musykilat dalam alquran

Qira’ah Imam Ashim riwayat Hafs mulai berkembang dan menyebar luas pada masa pemerintahan Turki Utsmani yang didukung oleh banyaknya cetakan Al-Qur’an dari Arab Saudi sampai menyebar ke seluruh dunia, waktu penyebarannya terutama pada musim-musim haji.

Daftar Isi

Bacaan Gharib Dalam Tajwid Alquran

Gharib menurut bahasa artinya tersembunyi atau samar, sedangkan menurut istilah Ulama qurra’, gharib artinya sesuatu yang perlu penjelasan khusus dikarenakan samarnya pembahasan atau karena peliknya permasalahan baik dari segi huruf, lafadz, arti maupun pemahaman yang terdapat dalam Al-Qur’an.

Adapun bacaan-bacaan yang dianggap gharib (tersembunyi/samar) dalam qira’ah Imam Ashim riwayat Hafs diantaranya adalah : Imalah, Isymam, Saktah, Tashil, dan Naql.

Macam- macam bacaan gharib antara lain:

1. Saktah

Saktah adalah berhenti sejenak tanpa bernafas, dengan tujuan untuk meluruskan arti ayat. Di dalam mushkhafros mulutsmani, ‘saktah’ ditandai dengan khuruf  ‘SIN ’kecil pada ayat yang mengandung ‘saktah’.

Menurut  Imam Hafs, saktah hanya ada di 4 tempat yaitu surat (18:1-2), (36:52), (75:27) dan (83:14).

Pada contoh di bawah ini, huruf  ‘SIN’ (sebagai tanda saktah) terletak antara kata berwarna merah dan kata berwarna biru .Diantara kedua kata itulah terjadi saktah.

Berikut ini adalah ayat yang mengandung saktah:

  • Surat Al-Kahfi (18) antara ayat 1 dan 2: عِوَجَاۜ قَيِّمً۬ا 
  • SuratYasiin (36) ayat 52:    ﻣﻦﻣﺮﻓﺪﻧﺎ 

saktah dalam surat yasin ayat 52

  • Surat Al-Muthoffifiin ayat 14:   ﻛﻶﺑﻞﺮﺎﻦ 

bacaan ghorib dalam alquran

2. Sajdah

Sajdah di dalam Alqur’an ditandai dengan gambar berbentuk kubah. Disunahkan bagi pembaca dan pendengar untuk melakukan sujud tilawah ketika membaca/mendengar ayat sajdah. Disunahkan melakukan sujud tilawah baik ketika sedang sholat atau diluar sholat.

Di dalam sholat, sunnahnya hanya ketika imam melakukan sujud tilawah, jika tidak, maka ma’mum tidak boleh sujud sendiri (karena ma’mun harus mengikuti imam). Di luar sholat, disyaratkan menghadap qiblat dan suci dari hadats, boleh diawali dengan.berdiri atau duduk, dengan di awali takbirotul ikhrom ataupun tidak. 

Jika di awali takbir maka Ditutup dengan salam, jika tanpa takbir maka tidak perlu salam. Sujud tilawah yang dilakukan saat shalat tidak didahului takbir lagi serta tidak diakhiri salam (sudah takbirotul ikhrom diawal sholat dan salam pada akhir shalat).

Dari Ibnu Umar ra bahwa Nabi S.A.W. pernah membaca Al Qur’an yang di dalamnya terdapat ayat sajadah. Kemudian ketika itu beliau bersujud, kami pun ikut bersujud bersamanya sampai-sampai di antara kami tidak mendapati tempat karena posisi dahinya. (HR Muslim, 5, no. 133)

Ayat sajdah dalam mushaf Alquran bisa diketahui dengan mudah dengan melihat tanda ayat sajdah. Setiap cetakan mushaf memiliki penanda sendiri. Pada umumnya, berbentuk seperti tugu dengan ujung berbentuk waru.

Ayat-ayat yang dimaksud adalah sebagai berikut.

  • Surah Al-A’raf [7]: 206
  • Surah Ar-Ra’d [13]: 15
  • Surah An-Nahl [16]: 50
  • Surah Al-Isra` [17]: 109
  • Surah Maryam [19]: 58
  • Surah Al-Hajj [22]: 18
  • Surah Al-Hajj [22]: 77
  • Surah Al-Furqan [25]: 60
  • Surah An-Naml [27]: 26
  • Surah As-Sajdah [32]: 15
  • Surah Sad [38]: 24
  • Surah Fussilat [41]: 38
  • Surah An-Najm [53]: 62
  • Surah Al-Insyiqaq [84]: 21
  • Surah Al-‘Alaq [96]: 19

3. Imalah

Imalah adalah pembacaan fathah yang miring kekasroh

Contoh pada surat Hud (11) ﻣﺠﺮﻫﺎ Bunyi RO dibaca RE  (seperti bunyi REmot) sehingga menjadi majREha.

4. Isymam

Isymam adalah  menampakkan dhommah yang terbuang dengan isyarat bibir ketika membaca kata ‘LAATA’MANNA’ pada  surat Yusuf (12) ayat 11.

Teks lengkap surat Yusuf (12) ayat 11 adalah sebagai berikut : ﻻﺗﺄﻣﻧﺎ 

Cara bacanya “laa ta’manna” Nah, karena ini termasuk bacaan isymam, cara membacanya yaitu “laa ta’mannuna”, namun kata “nuu” yang menjadi tambahan hanya diisyaratkan dengan gerakan bibir ditambah mencucu tanpa suara. 

Jadi suara yang kedengaran hanya sebatas “laa ta’manna”. 

5. Naql

Naql adalah memindahkan simbol/baris kasrah pada huruf  HAMZAH  ke huruf  LAM, 

yaitu pada surat Al-Hujurat ayat 11  .ﺑﺌﺲﺎﻻﺳﻢ

Naql, yaitu memindahkan harakat suatu huruf ke huruf sukun sebelumnya. 

Menurut imam Hafs, bacaan ini juga hanya ada dalam surat al Hujurat ayat 11  بئس الاسم. 

Alasan bacaan naql pada kata الاسم yaitu terdapatnya dua hamzah washal (hamzah yang tidak terbaca di tengah kalimat), yakni hamzah pada al ta’rif daismu (salah satu dari sepuluh kata benda yang berhamzah washal), yang mengapit lam sehingga menjadi tidak terbaca di kala sambung dengan kata sebelumnya.

Di antara manfaat bacaan naql ini adalah untuk memudahkan umat Islam membacanya.  

6. Tashil

Tashil adalah , yaitu meringankan hamzah kedua (dari dua hamzah yang beriringan) dengan bunyi leburan hamzah dengan alif. 

Terdapat dalam surat Fushilat 44 yang berbunyi ﻋﺄﺟﻤﻲ

ghorib dan musykilat dalam alquran - tahsil

Dilihat dari tulisannya, bacaannya seharusnya aa’jamiyyuwa ‘arabiyy. Tapi untuk bacaan ini, hamzah pertama dan kedua cara bacanya agak diringankan. 

Ketika bertemu dua hamzah qatha’  yang berurutan pada satu kata maka melafadzkan kata semacam ini bagi orang Arab terasa berat, sehingga bacaan seperti ini bisa meringankan.

Musykilat Dalam Tajwid Alquran

Musykilat adalah bacaan-bacaan yang antara tulisan dengan cara membacanya berbeda. Hal ini bertujuan agar kita dalam membacanya lebih berhati-hati dan terhindar dari kesalahan membaca.

Sebab terjadinya perbedaan :

  1. Ada huruf yang tertulis tapi dibaca dengan suara atau bunyi lain 
  2. Ada huruf dalam kata tertulis tapi tidak dibaca.
  3. Ada tanda shifir (bulatan kecil di atas alif) ada 2 yaitu :
  • Shifir Mustadhir ; bulatan kecil di atas huruf alif yang berada di tengah kata sehingga  huruf alif tersebut tidak berfungsi dan dibaca pendek.
  • Shifir Mustahil : bulatan lonjong kecil di atas alif yang  berada di akhir kata yang memiliki fungsi jika waqaf maka dibaca panjang dan jika washol dibaca pendek

Jenis-jenis bacaan musykilat :

1. Perubahan suara

yaitu suara huruf ص di ganti dengan suara huruf س, 

Ini berada di 3 tempat : 

  • QS.Al-Baqarah ayat 245, 
  • QS.Al-A’raf ayat 69, dan 
  • QS.Ath-thur ayat 37 (yang ini boleh dibaca tetap ص atau di ganti dengan س)

2. Huruf ro’ dibaca tebal. 

Biasanya jika ada Ro’ Sukun didahului dengan harakat kasrah, maka Ro’ tersebut dibaca tipis, tetapi pada kata-kata tertentu justru harus dibaca tebal

3. Huruf wawu tidak dibaca 

Yaitu terdapat huruf wawu dalam sebuah kata, tapi tidak dibaca. 

Missal : kata ﺻﻠوﻩ, زگوﻩ dan lainnya

4. “ وا” dibaca pendek 

Yaitu terdapat وا dalam sebuah kata, tapi dibaca pendek, 

Missal : kata اﻧﺒﻮًا

5. Harakat “ ﻪ ” 

Dalam Al-Qur’an terdapat beberapa kata yang membacanya tidak sesuai dengan kaidah penulisannya. 

Missal : ﻓﻴﻪ, ﻋﻠﻴﻪ dan lainnya

6. Nun washol/ nun iwadl 

Adalah jika ada tanwin yang bertemu dengan hamzah washol, maka cara membacanya suara tanwin harus di ganti dengan nun kasrah.

Missal : ﺧﻴﺮن اﻟﻮﺻﻴﻪ 

7. Hamzah sukun saat waqaf dan washol 

Dalam Al-Qur’an terdapat hamzah sukun yang jika dibaca setelah waqaf  ( ibtida’), maka suara hamzah sukun menjadi suara Ya’ sukun (panjang)

Namun jika dibaca washol, maka hamzah sukun tidak berubah. 

Missal : اﻳﺘﻮﻧﻲ  menjadi اﯨًﺘﻮﻧﻲ Saat washol tidak berubah/tetap اﻳﺘﻮﻧﻲ

8.  “ﺊ ”  dibaca pendek 

Yaitu terdapatnya  ﺊ   dalam sebuah kata,tapi dibaca pendek.

Misal: kata      ﺘﻟﻘﺎ ﺊ      ,     ﻭﺭﺍ ﺊ   dan sebagainya

9. “ﺃﻭ” dibaca pendek 

Yaitu terdapat nya dalam sebuah kata,tapi dibaca pendek 

Missal: kata   ﺃﻭﻟﻭﺍ, ﺃﻭﻟﺌﻙ dan sebagainya.

10. Huruf alif Tidak Dibaca 

Yaitu terdapatnya huruf alif dalam sebuah kata,tetapi tidak dibaca 

Missal: kata  ﺠﺎﻱﺀ  ,ﺘﺎﻴﺌﺴﻭﺍ  

11. “… ﹶﺍ…” dibaca pendek 

Terdapatnya “… ﹶﺍ…”  dalam sebuah kata, tapi dibaca pendek. 

Missal: kata ﻤﻼﺌﻪ , ﺍﻔﺎﺌﻥ dan sebagainya.

12. “… ﹶﺍ  dibaca pendek. 

Terdapatnya   … ﹶﺍ  dalam sebuah kata, tapi dibaca pendek. 

Missal: kata ﻨﺩﻋﻭﺍ , ﺜﻤﻭﺩﺍ dan sebagainya

13. “… ﹶﺍ saat waqof 

Terdapatnya … ﹶﺍ  dalam sebuah kata, saat waqof dibaca panjang 

Missal: ﺍﻟﺴﺒﻴﻼ , ﺍﻟﺭﺴﻭﻻ dan sebagainya.

14. “… ﹶﺍ saat washal 

Terdapatnya … ﹶﺍ    dalam sebuah kata, saat washal dibaca pendek 

Missal: ﺍﻟﺴﺒﻴﻼ , ﺍﻟﺭﺴﻭﻻ dan sebagainya.

Penutup

Demikianlah artikel tentang bacaan Gharib dan Musykilat dalam membaca Alquran, ini memamng berbeda dengan kaidah membaca alquran seperti biasanya. Dengan jumlah yang tidak telalu banyak ada dalam alquran mudah-mudah tidak menjadikan kita kesulitan untuk membaca Alquran.

Seemoga Artikel ini menambah wawasan kita dalam mempelajari alquran dan memperlacar bacaan mengaji alquran kita semua.

Ghorib Dan Musykilat

Gravatar Image
Assalamualaikum, Berusaha untuk istiqomah Belajar Alquran dan Mengajarkan Alquran, Penulis, Berusaha melakukan terbaik. Distributor Metode Rubaiyat Bandung